Sinoman : Tradisi Jawa Yang Mempersatukan
https://images.app.goo.gl/WbEVo3aK8j8U1txF6 |
S
|
etelah
kemarin kita mengunjungi salah satu alas yang cukup sakral, tepatnya Alas Krendhawahana.
Kali ini perjalanan berlanjut, tidak melulu membahas soal destinasi yang
menjadi tujuan utama dalam suatu perjalanan namun kita akan melihat suatu
kebiasaan yang ada dan tumbuh dalam suatu komunitas masyarakat. Kebiasaan yang
ada tersebut kemudian menjadi ciri khas yang tidak bisa dijumpai ditempat lain
atau kita bisa menyebutnya budaya atau tradisi.
Berbicara
soal tradisi, sudah menjadi pengetahuan umum jika negeri kita dianugrahi dengan
berbagai macam tradisi bahkan menjadi yang paling banyak ragamnya didunia. Hal ini
memang tak terlepas dari banyaknya ragam suku bangsa di Indonesia yang menimbulkan
lahirnya berbagai tradisi tersebut sebagai ciri khas masing – masing etnik.
Berbicara
lebih spesifik, kali ini saya ingin membahas sebuah tradisi yang tumbuh
berdampingan dan dekat dengan kehidupan saya pribadi sebagai orang jawa.
Tradisi ini memiliki nama “Sinoman”. Kata Sinoman sendiri memiliki banyak
penafsiran di dalamnya, berasal dari kata “Sinom” yang artinya pucuk daun muda,
bisa juga diartikan daun asam jawa muda bahkan bisa merujuk pada salah satu macapat/tembang
jawa Sinom yang memiliki makna menceritakan masa muda dan memberikan nasehat
kepada para pemuda. Dari berbagai macam tafsir tersebut istilah yang paling
identik adalah pemuda. Dalam prakteknya memang Sinoman lebih sering dilakukan
oleh para pemuda, memang tak mengherankan kalau kita pernah mendengar istilah
bahwa pemuda adalah tulang punggung penggerak kegiatan di dalam masyarakat. Salah
satu bentuk nyatanya dapat kita lihat melalui Tradisi Sinoman ini.
Sinoman
biasanya dilakukan saat ada salah seorang tetangga yang menggelar hajatan, maka
warga yang lain bertugas membantu, Kaum ibu – ibu membantu di dapur sedang para
pemuda bertugas layaknya pramusaji yang menyajikan hidangan kepada setiap tamu
yang hadir, ini yang disebut dengan Sinoman atau Nyinom. Dalam tradisi ini seluruh
warga berbaur menjadi satu tanpa melihat jabatan maupun golongan, semuanya sama
memiliki tujuan untuk saling membantu.
Selain
bertujuan untuk meringankan beban dengan saling membantu satu sama lain,
tradisi ini juga dapat mempererat tali silaturahmi antar warga karena seluruh
warga akan membaur jadi satu dalam kegiatan ini. Implikasi lain yang dapat
timbul adalah kerukunan antar warga yang semakin terpupuk seiring dengan
terjalinnya kebersamaan dalam tradisi ini. Melalui tradisi ini juga dapat
dijadikan sebagai media bagi pemuda khususnya sebagai bentuk eksistensi di
dalam kehidupan bermasyarakat dengan menunjukkan kontribusinya.
Tradisi
Sinoman sampai saat ini masih banyak dijumpai umumnya di daerah pedesaan di
Jawa, karena karateristik masyarakat desa yang masih homogen dan menjunjung
tinggi kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi. Namun untuk menjumpai
tradisi ini di perkotaan sekarang cukuplah sulit, banyak orang yang tidak mau
repot karena semua masalah dapat diatur dengan uang, jadi tinggal bayar saja.
Seperti
pembahasan kemarin terkait tradisi jawa khususnya, memang menyimpan banyak makna
yang mendalam pada setiap lelakunya. Melalui Tradisi Sinoman ini kita belajar
mengenai wujud nyata bentuk gotong – royong ditengah masyarakat tanpa adanya
sebuah perbedaan antar individu. Hal ini menjadi bukti cerminan jika para leluhur
kita sejak dulu sudah menjunjung tinggi nilai persatuan dan kesatuan. Memang persatuan
dapat menjadi senjata yang hebat dan paling ditakuti didunia ini, terbukti
sekarang dengan banyaknya muncul paham – paham radikal yang bertujuan untuk
menggoyang persatuan bangsa ini, seperti ungkapan jawa “Rukun Agawe Santoso”
yang artinya kerukunan akan membawa kemakmuran. Semoga persatuan dan kesatuan
bangsa ini dapat terjaga dan semakin terpupuk, kelak nantinya akan membawa sebuah
kemakmuran bagi bangsa ini, bangsa Indonesia.
Mungkin sedikit Safarnama (catatan perjalanan) yang
bisa saya sampaikan kali ini. Bagaimana kalian bisa mencintai Indonesia jika
kalian tidak mengenal dan melihatnya secara langsung..., mari berpetualang....
Komentar
Posting Komentar